Sepak terjang 3 haji (Haji Miskin,Haji Sumanik,Haji Piobang) diluar
negeri sebelum kembali ke Indonesia dan mengobarkan perang Paderi di
Minangkabau. dimana selama ini kita hanya mengetahui sedikit sekali
sejarahnya dan siapa sangka, bahwa ketiga orang Minangkabau itu di tahun
1798 sudah berhasil melumpuhkan tentara Napoleon Bonaparte di
Pertempuran Pyramids.
Tokoh tersebut adalah yaitu Haji Piobang, Haji Sumanik dan haji Miskin.
menjadi tentara Turki dibawah Jenderal Muhammad Ali Pasha, sebagai
Janissary Cavalry (tentara berkuda) dan Artillery serta Haji Miskin sebagai ahli
tempur Padang Pasir (Hermit). Kemenangan dalam pertemuran tersebut
sekaligus menghambat gerakan Napoleon untuk memasuki kawasan Asia
seperti; India dan Indonesia (Onggang dalam buku Tuanku Rao ; hal , 91).
Selama 16 tahun Haji Piobang, Haji Sumanik dan haji Miskin meninggalkan
kampung halaman Minangkabau, menurut buku tersebut karena belajar di
Universitas Al Azhar Mesir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
seorang Minangkabau.
Semasa belajar di Mesir, ketiga haji tersebut di atas terpaksa harus
masuk prajurit tentara Turki waktu itu menguasai Mesir. Karena bakat dan
keteguhan hati pemuda Minangkabau yang pemberani dan keberhasilannya
dalam berperang yang dimilikinya semasa menjadi tentara Turki dan timur
tengah. Terutama membanting pasukan Napoleon Bonaparte di medan tempur
Pyramids yang terkenal itu. Kemudian tokoh pemuda Minangkabau menjadi
terkenal di dunia tempur Padang pasir yang tandus. Sekaligus mendapat
kenaikan pangkat dari captain menjadi colonel Cavalry Piobang dan Mayor
artillery Sumanik serta sang Perwira Hermit Haji Miskin terkenal dalam
perang hidup mati di padang pasir (hendra maut), oleh Jenderal Muhammad
Ali Pasha (Turki). Kira-kira di tahun 1800.
Ketiga haji ini pulang dari tanah suci pulang menuju Minangkabau
Indonesia. Kepulangan ketiga haji tersebut bersama satu orang lainnya haji
dari Sulu Philipina bernama haji datuk Onn atas saran dari Abdulah Ibnu Saud
penguasa Arab Saudi waktu itu yang beraliran Wahabi (Onggang, Buku
Tuanku Rao, hal; 92). Empat orang haji (satu orang haji Datuk Onn Sulu
Pilipina) pulang bersama menuju daerah asal masing masing dengan tekad
untuk menegakkan dan memurnikan Islam sekaligus mengusir penjajah yang
menguasai daerah mereka (Belanda di Indonesia dan Spanyol di Pilipina).
Sesampai di Minangkabau ketiga haji Minangkabau ini bertemu dengan Tuanku
nan Renceh seorang ulama terkemuka alumni Universitas Ulakan Pariaman,
serta alumni Pendidikan Islam Koto Tuo dan perguruan Islam lainnya.
Menyusun Negara Darul Islam tahun 1804-1821Menurut catatan sejarah
dalam buku “Tuanku Rao oleh M. Onggang P”, bahwa Tuanku Nan Renceh
bersama ke tiga haji yang baru datang tersebut segera menyusun rencana
pembersihan Islam di Minangkabau.
Selanjutnya segera menyusun Negara Darul Islam di markas Kamang Agam.
Maka lahirlah negara “Darul Islam” dengan pasukan tempur dibawah komondo
Haji Piobang dan Haji Miskin serta Haji Sumanik yang ahli dalam banyak
peperangan di timur tengah dan Turki yang dinamakan Tentara Paderi (Kaum
Putih).
sejarah daerah indonesia peradaban padang minangkabau kerajaan perlawanan belanda awal perkembangan islam sumatra barat sumatra utara aceh jambi begkulu palembang riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar